Viral di Media Sosial, Ini Cara Untuk Antisipasi!

Stunting adalah gangguan yang terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun, yang mempengaruhi pertumbuhan fisik mereka. Stunting terjadi akibat masalah kesehatan pada anak-anak yang disebabkan oleh gizi yang buruk.

Gejala stunting umumnya terlihat pada anak-anak, dengan tinggi badan mereka cenderung lebih pendek dari teman sebayanya. Meskipun menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang melambat, stunting merupakan hal yang memprihatinkan.

Tidak hanya anak-anak yang mengalami stunting memiliki gizi yang buruk, tetapi mereka juga menghadapi masalah seperti:

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2021, 148,1 juta anak di bawah usia lima tahun terlalu pendek untuk usia mereka (stunting), 45,0 juta terlalu kurus untuk tinggi badan mereka (wasting), dan 37,0 juta terlalu berat untuk tinggi badan mereka (overweight).

Sementara itu, di Indonesia, prevalensi stunting harus diperhatikan. Menurut laporan Studi Status Gizi Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 27,7 persen pada tahun 2019, 24,4 persen pada tahun 2021, menjadi 21,6 persen pada tahun 2022, dengan mayoritas terjadi pada anak usia 3–4 tahun. Namun, angka ini masih belum memenuhi standar WHO, yang menargetkan kurang dari 20 persen.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting. Menurut situs web Kementerian Kesehatan Indonesia, beberapa langkah termasuk memenuhi kebutuhan gizi sejak kehamilan, memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama, memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, dan menjaga kebersihan lingkungan.

Sementara itu, untuk memberikan nutrisi yang baik selama kehamilan, wanita hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat. Menurut informasi dari situs kesehatan halodoc.com, ada tujuh makanan, termasuk tempe dan tahu, kacang-kacangan, telur, hati ayam, ikan, buah-buahan, dan sayuran.

Ikan kod adalah jenis ikan yang bisa dikonsumsi karena kandungan proteinnya tinggi dan rendah kalori, lemak, dan karbohidrat. Meskipun memiliki kandungan omega-3 yang lebih rendah dari ikan berlemak, kod dapat memberikan manfaat bagi jantung dan berat badan yang sehat.

Sementara itu, ikan kod aman untuk dikonsumsi karena, menurut Kantor Bahaya Kesehatan Lingkungan California, ikan kod adalah salah satu jenis ikan yang rendah merkuri atau tidak terpapar oleh unsur alami yang ditemukan di batuan, batu bara, dan tanah. Ikan kod juga tidak terpapar oleh aktivitas manusia seperti pembakaran batubara dan penambangan emas, yang juga dapat memperkenalkan merkuri ke lingkungan.

Salah satu hidangan ikan kod olahan yang dapat dikonsumsi adalah dalam bentuk sup. Berikut adalah formulasi yang dapat digunakan untuk menyajikan kaldu ikan kod lezat tanpa msg: garam, tepung jagung, bubuk ikan kod, gula, bubuk keju, protein sayuran hidrolisis, i+g, ekstrak ragi, bubuk bawang putih premium yang dihidrolisis, asam laktat, suksinat disodium, rasa tuna, rasa salmon, minyak timi.

Bagi yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang bahan baku yang digunakan atau meminta formulasi, Anda dapat menanyakan di situs web kami di ptsml.id atau mengunjungi akun Instagram kami @ptsml_indonesia. #ptsmlIndonesia #bahanbaku #bahanpangan #ikan kod #bubuk #supikan kod #stunting