Tumbuhan-tumbuhan Ini Dapat Mengurangi Iritasi di Ketiak bahkan di Cuaca Panas? Inilah Jawabannya
Pada tahun 2023, cuaca panas telah mempengaruhi hampir semua bagian dunia, termasuk AS dan Meksiko, Eropa Selatan, dan Cina. Suhu tertinggi bahkan dirasakan di Barat Laut Cina dan Death Valley di AS, mencapai 50 derajat Celsius pada 16 Juli 2023. Indonesia juga mengalami kondisi serupa. Ana Oktavia Setiowati, Koordinator Layanan Informasi Cuaca di BMKG, menekankan bahwa secara klimatologis, suhu berkisar antara 34-36 derajat Celsius pada April, Mei, dan Juni 2023.
Panas yang intens, digabung dengan aktivitas rutin di ruangan ber-AC, berpotensi memicu penyakit. Mengacu pada Hellosehat.com, transisi dari suhu dingin ke panas bisa berpotensi menyebabkan penyakit seperti nyeri sendi, asma, alergi, atau migrain. Melihat hal ini, beberapa orang mulai menjaga kesehatan dengan mengonsumsi vitamin dan berolahraga.
Mengejutkannya, kondisi cuaca ekstrem seperti ini tidak mengurangi minat orang untuk berolahraga. Berbagai kegiatan di luar ruangan langsung terpapar sinar matahari, seperti jogging dan bersepeda, dilakukan oleh banyak individu. Lebih lanjut, Statista mencatat bahwa lari adalah salah satu olahraga paling populer dan banyak dilakukan secara global. Hanya di Amerika Serikat, hampir 50 juta orang terlibat dalam lari dan jogging pada tahun 2021. Selain itu, jalan kaki untuk kebugaran menarik lebih dari 110 juta peserta di AS pada tahun yang sama.
Sementara itu, minat dalam bersepeda juga cukup tinggi, terutama saat mempertimbangkan sebuah jurnal berjudul "Sports Bicycle Market Analysis North America, Europe, APAC, Middle East, dan Africa, South America - AS, Kanada, Cina, Jerman, Inggris." Dijelaskan bahwa ukuran pasar sepeda olahraga diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR 6,19% antara 2022 dan 2027. Ukuran pasar diperkirakan akan meningkat sebesar USD 5,52 miliar.
Latihan intensitas tinggi bersama dengan cuaca panas berpotensi memiliki dampak signifikan pada kesehatan, terutama pada kulit. Cuaca panas dapat menyebabkan iritasi kulit, terutama di area sensitif atau di mana kulit bergesekan, seperti ketiak. Kulit kemerahan dapat muncul akibat gatal dan peradangan, yang mungkin begitu intens sehingga menggaruk menjadi tidak terkendali. Hal ini dapat mengganggu penampilan dan mengakibatkan kekurangan rasa percaya diri.
Menggunakan bahan seperti Dermasooth™ adalah solusi. Dermasooth™ adalah campuran aktif yang berasal dari Enteromorpha compressa, ganggang laut yang kaya akan pentasakarida laut. Dermasooth™ juga mencakup Tulsi, tanaman suci di India, yang dikenal karena sifat menenangkannya dan kandungannya asam ursolat, yang berperan sebagai pemulung radikal bebas. Terakhir, Lady's Thistle menunjukkan aktivitas antioksidan.
Penelitian telah dilakukan dengan sampel 25 wanita Kaukasia dengan kulit fair dan sensitif, rentan terhadap iritasi setelah bercukur. Mereka menggunakan lotion dengan Dermasooth™ di satu ketiak dan plasebo di ketiak lainnya selama 15 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa ketika fungsi penghalang kulit diperkuat, kulit lebih terlindungi dan kurang rentan terhadap proses peradangan.
Jika Anda tertarik, berikut formulanya: Propanediol (dan) Air (dan) Ekstrak Enteromorpha Compressa (dan) Ekstrak Buah Silybum Marianum (dan) Ekstrak Daun Ocimum Sanctum (dan) Asam Sitrat. Bagi yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang bahan baku yang digunakan atau meminta formulanya, Anda dapat menanyakan di situs web kami di ptsml.id atau kunjungi akun Instagram kami @ptsml_indonesia. #ptsmlIndonesia #perawatanpribadi #dermasooth #gangganglaut #cuacapanas #area sensitif"