Pronalen Bio-Protect, The Enemy of Air Pollution? Here's the Proof

Sebagai jumlah kendaraan bermotor meningkat, kualitas udara menjadi elemen yang terkena dampaknya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa hampir seluruh populasi global (99%) terpapar tingkat polusi udara yang meningkatkan risiko penyakit seperti penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronis, kanker, dan pneumonia.

Di Indonesia, indeks kualitas udara mencapai 88,67 pada tahun 2023, menunjukkan kualitas udara yang masih dapat diterima. Namun, individu tertentu yang sensitif mungkin tetap berisiko. Dari semua provinsi, Jakarta mencatat indeks kualitas udara terendah, yaitu 68,46.

Selama dua dekade terakhir, kualitas udara di Indonesia telah menurun secara signifikan—dari salah satu negara dengan udara terbersih pada tahun 1998 menjadi salah satu dari 20 negara paling tercemar pada tahun 2016.

WHO memantau paparan dan dampak kesehatan dari polusi udara, termasuk kematian dan tahun hidup yang disesuaikan dengan disabilitas (DALY), di tingkat nasional, regional, dan global, baik dari sumber luar ruang maupun rumah tangga. Polusi udara mengandung gas dan partikel, termasuk zat besi, yang efeknya diperburuk oleh radiasi UV dan cuaca.

Dampak gas terhadap kulit biasanya muncul sebagai kemerahan, diikuti oleh iritasi pada membran dan mukosa. Paparan jangka panjang dan kombinasi logam berat serta partikel dapat menyebabkan penuaan dini, elastosis, bahkan melanoma.

Penelitian menunjukkan bahwa polusi udara dapat menyebabkan munculnya kerutan, dehidrasi, kekuningan kulit, noda, kusam, dan produksi sebum berlebih. Polusi juga memengaruhi rambut, karena keratin menyerap logam berat dari udara, yang sangat beracun bagi manusia dan menyebabkan stres oksidatif.

Partikel polutan diklasifikasikan menjadi dua kelompok. Partikel PM10, berukuran antara 10 hingga 2,5 mikrometer, berasal dari asap rokok, pabrik, dan pertanian. Partikel PM2.5, lebih kecil dari 2,5 mikrometer (100 kali lebih kecil dari sehelai rambut manusia dan tidak terlihat oleh mata telanjang), termasuk logam berat dan senyawa organik toksik tertentu. Ketika terpapar sinar UV, polutan ini secara signifikan memengaruhi kulit.

Solusinya? Pronalen Bio-Protect adalah bahan aktif yang mampu melindungi kulit dan rambut dari efek berbahaya polusi. Ini termasuk penghalang kimia/fisik untuk mencegah logam berat dan partikel PM2.5 berinteraksi dengan sistem biologis, perlindungan dan stabilisasi membran sel, serta aksi antioksidan untuk mencegah pembentukan radikal bebas.

Pronalen Bio-Protect adalah ekstrak standar yang larut dalam air dari ginseng, apel, persik, gandum, dan barley, mengandung ginsenosida (saponosida triterpenik), gula (seperti asam poligalakturonat), dan heteropolisakarida, serta ginsenosida, pektin, dan inositol heksafosfat.

Untuk menguji Pronalen Bio-Protect, dilakukan evaluasi menggunakan polutan, termasuk logam berat dan gas. Hasilnya menunjukkan efek signifikan pada kulit dan rambut. Rambut yang dirawat dengan larutan Pronalen Bio-Protect 3% hanya memiliki seperempat partikel polutan dibandingkan dengan rambut yang dirawat dengan air dan setengah partikel dibandingkan dengan plasebo, sehingga rambut menjadi lebih halus dan mudah diatur.

Selain itu, penggunaan Pronalen Bio-Protect dalam perawatan kulit dapat membantu meratakan warna kulit dan mengurangi kerusakan akibat polusi hingga tiga tahun.

Untuk informasi lebih lanjut tentang bahan baku kami atau untuk meminta formulasi khusus, kunjungi situs web kami di ptsml.id atau lihat akun Instagram kami.

 

#personalcaredistributorjakarta #personalcaredistributorindonesia #foodingredientesdistributorjakarta #foodingredientsdistributorindonesia #specialtychemicaldistributorjakarta #specialtychemicaldistributorindonesia #Pronalen Bio-Protect#skincare #haircare