Tren Konsumen Utama: Mengurangi Stres dengan Laktium
Stres dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Berdasarkan survei ValuePenguin pada tahun 2022, 95 persen individu Gen Z (usia 18-25 tahun) juga mengalami stres. Jumlah generasi milenial (usia 26-41 tahun) sebanyak 92 persen, generasi X (usia 42-56 tahun) sebanyak 87 persen, dan generasi baby boomer (usia 57-76 tahun) sebanyak 68 persen.
Namun, situasi ini tidak dapat dihindari. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung Laktium. Laktium merupakan hidrolisat protein susu yang memiliki alfa-casozepine (S1-Cn(f91-100), suatu dekapeptida dengan sifat relaksasi. Laktium berasal dari hidrolisis trypsin dari kasein alfa S1, protein utama yang terdapat dalam susu.
Mekanisme
Reseptor GABA adalah protein (asam amino) yang berfungsi sebagai neurotransmitter di sistem saraf otak. Reseptor GABA dibagi menjadi dua jenis: GABAA dan GABAB. Reseptor GABAA adalah reseptor ionotropik yang berfungsi sebagai neurotransmiter, terutama ion klorida (Cl1).
Reseptor GABAB adalah reseptor metabotropik yang berfungsi sebagai neurotransmiter untuk aktivasi dan modulasi seluler.
GABAA memiliki 2 situs pengikatan pasif (GABA) yang terletak di antara neuron α dan β, dan 1 situs pengikatan aktif (yang dapat berupa Benzodiazepin / BZs) yang terletak di antara neuron α dan γ. Ketika GABA bergabung dengan BZ, ia melepaskan ion Cl-, menghasilkan respons fisiologis negatif seperti depresi dan kecemasan.
Efek
Laktium berdampak positif bagi tubuh, seperti menurunkan tekanan darah, kadar kortisol, dan mengurangi stres. Lactium® adalah bahan inovatif yang digunakan dalam berbagai produk: kapsul, tablet, bubuk, permen karet, minuman, dan banyak lagi.
Situasi ini dapat dimanfaatkan dengan mengamati tren masyarakat dalam memilih makanan, terutama makanan sehat, untuk mengurangi stres.